Selasa, 12 November 2013

Studio Visit : Agus Suwage

Jumat, 8 November 2013

Agus Suwage, siapa yang tidak mengenal, namanya sudah saya dengar ketika saya memutuskan untuk kuliah di jurusan seni rupa. Beberapa temanku bahkan mengidolakannya. Belum lagi ketika saya bekerja partime di Tobucil & Klabs. Owner sekaligus Foundernya Mba Tarlen merupakan orang yang cukup dekat dengannya.

Pa Agus menceritakan beberapa karya dimulai dari konsep, teknik, dan media, bahkan beliau menujukan cairan tembakau racikan sendiri yang sering dipakai untuk membuat karya seri cat air. Ketika kami berkunjungpun beliau sedang sibuk dengan persiapan karyanya untuk Bienalle Jogja yang tinggal menghitung hari.

Saya tertarik dengan karyanya berjudul Pink Swing Park yang sempat menjadi buah bibir dan kontroversi karena menampilkan model nude di karyanya yang dianggap tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Saya belum sempat mengobrol panjang karena merasa kesulitan. Pa Agus orangnya ramah, tapi beliau sepertinya tidak biasa mengawali pembicaraa, atau mungkin karena saya terlalu sering mendengar tentang beliau dan melihat karyanya, maka ketika bertatap muka langsung, itu menjadi suatu hal yang biasa. Beda halnya dengan teman residensiku dari Malaysia yang cukup antusias untuk bertanya.

Kadang saya berfikir dan membuat semacam buah pemikiran sendiri membandingkan seniman asli Jogja dengan seniman punya background cap Bandung (pernah study di Bandung), saya selalu merasakan ada batas, jarak pemisah, dan untuk menempuh atau istilahnya membuka pintu, saya harus mencari kunci terlebih dahulu. Beda halnya dengan seniman Jogja yang sering membuka lebar pintunya, sehingga tamupun tidak sungkan untuk masuk dan berkenalan dengan empu yang punya rumah.
 
 

Agus Suwage dan koleksi bukunya

 

Studi Agus Suwage


Rumah Agus Suwage tampak luar


Studio yang bertempat di depan rumah Agus Suwage


Agus Suwage dan Yono Mogus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar