Senin, 30 September 2013

Yogyakarta : Kuliner : Gudeg

Senin siang menjelang sore setelah selesai mengerjakan tulisan untuk salah satu karya teman saya yang akan dipamerkan di Bandung akhir oktober nanti, saya berjalan-jalan di Malioboro , tempat salah satu tujuan wisata, belanja dan kuliner andalan Yogyakarta. Saya memang berniat mencari makan siang, setelah tengok sana-sini akhirnya saya melihat plang besar Gudeg Yu Djum, tepatnya di Jl. Degan. Gudeg merupakan makan khas Yogyakarta, didalamnya terdiri dari olahan nangka muda, krecek merah, kacang kedelai, semur tahu, dengan tambahan berbagai macam ayam yang disemur. 

Gudeg Yu Djum dipilih karena rekomendasi teman saya, selain harganya pas, rasanya selalu dijaga. Makanya tempat makan ini bertahan hingga sekarang. Saya sendiri makan gudek krecek hanya 5000 ditambah es teh manis 3000 dan kerupuk 1000 totalnya 9000. Cukup murah, dan perutpun terisi. Tapi di dalam menu tertulis, harga sewaktu waktu berubah sesuai bahan baku dipasar.

Gudeg ini bisa jadi bahan oleh-oleh khas Jogja, bertahan sampai 2 hari, karena banyak menggunakan olahan santan, klo bisa masukin kulkas aja, itu juga ga dijamin tahan lama. Kemasannya  pun dibuat menarik, bisa memilih pakai kendi atau besek. 

Untuk sentra makanan khas Gudeg sebenarnya ada di Jl. Wijilan, tidak jauh juga dari Malioboro, disini kita bisa memilih tempat makan gudeg mana yang kita inginkan. Coba dan rasakan, itu awal kamu akan menyukai makanan Jogja, dan tahu citra rasa penduduk sini.



Jl. Dagen 


Plang Gudeg Yu Djum terlihat dari Jl. Malioboro tepatnya di Jl. Degan No.2c

 

Etalase makanan 


Nah ini dia makanan pesanan saya


Ini merupakan kemasan kardus Gudeg Yu Djum


Gerbang masuk sentra makanan khas Gudeg di Jl. Wijilan


Foto by Mulyana

Jumat, 27 September 2013

I Make Mogus and His Name is Yono

Tiga hari kebelakang ini saya memang meniatkan untuk membuat Alterego bentukan Mogus untuk mengisi cerita yang saya tulis di blog Mogus and Friends. Badan dan kakinya sudah saya buat sewaktu di Bandung. Jadi disini saya tinggal membuat aksesoris sehingga si Mogus mempunyai karakter. Saya terinspirasi oleh Pak Raden, salah satu karakter fiksi dari serial Unyil yang cukup dikenal masyarakat dengan kumis tebalnya. Suaranya yang kental dengan logat Jawa bagi saya cukup untuk mewakili daerah Yogyakarta tempat residensi sekarang ini. Mogus ini pun saya beri nama Yono, diambil dari nama belakang saya jika dipisahkan Mul-Yana. Karena di daerah Jawa Tengah atau Timur nama seseorang banyak yang memakai huruf vokal O, maka Yana pun saya rubah menjadi Yono. Begitulah cerita asal mula Yono Mogus, Lahir pada hari Sabtu, 28 September 2013.

 

Awalnya mata Yono dibuat dua dan berkacamata


Kemudian saya coba buat tidak berkacamata, jadi terlihat galak seperti Pak Raden, hahaha.

 

Ini salah satu hasil foto jepretan Nala untuk mendoumentasikan kegiatan saya selama residensi.


Coba kasih saran, sudah mirip belum hasil karya 3D dan 2D nya?

 

Nah.. saya membuat gambar Yono Mogus ini dengan menggunakan Drawing Pen 01 dan 06


Jadinya Yono Mogus bermata satu dan berkumis ping


Yono siap beraksi, dan bercerita selama saya tinggal di Yogyakarta.See U Soon...

Foto by Mulyana

Selasa, 24 September 2013

Yogyakarta : Nafas Residensi

Selama kurang lebih 3 bulan, saya akan tinggal di Yogyakarta tepatnya di Nafas Residensi yang merupakan residensi kedua saya di dalam negeri. Untuk program residensi Cycle#2 2013 ini saya ditemani oleh 3 seniman terpilih lainnya. Satu dari Yogya yaitu Octo Cornelius, dan dua dari Malaysia.

Residensi merupakan hal yang menarik bagi saya, selain berpameran, kita dikondisikan untuk belajar terbuka dan berbagi, kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang seni yang saya tekuni. Walaupun Yogyakarta masih di wilayah Indonesia, suasana, budaya, kultur seni rupa yang dimilikinya berbeda dengan Bandung tempat dimana saya tinggal dan belajar akademik di bidang seni rupa. Kolaborasi dengan seniman dari negeri tetanggapun semoga bisa menjadi pengalaman menarik yang akan saya ceritakan di blog ini.

Pada kesempatan kali ini saya ditantang untuk bisa lebih maju dan membuat karya lebih baik dari sebelumnya, setidaknya pekerjaan rumah bagi saya untuk mendapat banyak hal yang harus saya pelajari, resapi dan pahami. Ilmu dan pengalaman positif yang didapat InsyaAlloh semoga bisa saya amalkan kemudian hari sewaktu kembali ke Bandung. Amiin.

 

 Nafas Residensi


 Halaman Depan Rumah


Ruang Tamu


Ruang Tamu dan Lemari Buku & Katalog Pameran


Ruang Kerja

 

Kamar Mandi Depan

 

Halaman Belakang


Ruang Studio

 

Dapur


Gudang Belakang


Suasana Jalan Depan Rumah

Foto by Mulyana